Seperti yang kita ketahui jika bisnis ternak di Indonesia tidak akan pernah ada matinya karena permintaan pasar yang terus meningkat.
ads
Salah satu ternak yang memiliki prospek luas adalah belut yang sering
dikonsumsi untuk berbagai kebutuhan mengingat rasanya yang sagat gurih
dan lezat serta mengandung protein tinggi. Selain itu, belut juga bisa
hidup dengan mudah asalkan kulit belut bisa tetap lembab.Di Indonesia sendiri terdapat 3 jenis belut yang sering dikonsumsi yakni belut sawah, belut rawa dan juga belut payau. Namun jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah belut sawah. Belut termasuk hewan yang toleran terhadap lingkungan sehingga bisa hidup di mana saja.
Namun untuk belut dewasa, fase larva dan juga anakan memiliki perbedaan dalam tempat hidup yang paling disukai. Belut dewasa bisa beradaptasi sehingga bisa hidup dalam lumpur atau media yang keruh.
Sementara untuk belut fase larva serta anakan lebih suka hidup pada air baik dengan pH antara 5 hingga 7 sebab pH yang terlalu asam dan basa tidak baik digunakan untuk pemijahan dan pemeliharaan larva belut.
Salah satu tempat ternak yang sering digunakan para peternak selain budidaya belut dalam drum adalah kolam terpal karena lebih efisien, praktis dan juga tidak membutuhkan biaya terlalu banyak. Untuk anda yang tertarik namun belum mengetahui tahapan memulai ternak ini, anda bisa melihat cara ternak belut di kolam terpal selengkapnya yang akan kami berikan pada artikel kali ini.
- Persiapan Lokasi
Meski begitu, namun belut rentan terhadap lingkungan tidak kondusif seperti sampah beracun, limbah dan juga obat obatan kimia. Sementara untuk temperatur udara terbaik dalam ternak belut adalah 25 hingga 31 derajat celcius dan lokasi juga terlindungi dari sinar matahari khususnya dalam pembibitan belut.
- Persiapan Kolam Terpal Belut
Selain itu, penyortiran benih belut berdasarkan ukuran juga harus dilakukan karena belut merupakan hewan karnivora yang bisa memangsa belut lain dengan ukuran lebih kecil.
Dalam kolam terpal harus sudah terkandung bahan organik untuk tempat belut membenamkan diri yakni berupa tanah atau batang pisang sebab kedua bahan ini lebih berat dari air atau setidaknya sama. Sedangkan untuk penyangga kolam harus dibuat dengan kuat supaya tidak jebol. Sebelum benih belut ditebar, pastikan kolam terpal sudah benar benar siap dan hindari kebocoran kolam terpal yang bisa terjadi karena tikus karena bisa membuat media mengering dan membahayakan belut.
- Daya Tampung Kolam Terpal
- Proses Fermentasi Kolam Terpal
Tuangkan secara merata dengan dosis 1 liter untuk kolam terpal berukuran 500 cm x 500 cm. Diamkan selama 3 minggu atau 1 bulan supaya siap untuk ditebar benih belut. Untuk mengetahui apakah media sudah matang, bisa ditancapkan bambu atau pipa paralon hingga ke dasar dan angkat perlahan, jika timbul gelembung bening dan tidak berbau, maka media sudah matang. Alirkan dengan air selama 3 hingga 4 hari untuk menghilangkan racun dan diamkan kembali selama 1 hari.
- Persiapan Sebelum Tebar Benih
- Lapisan pertama: Jerami dengan ketinggian 10 cm
- Lapisan kedua: Pupuk urea dan NPK secukupnya.
- Lapisan ketiga: Lumpur sawah dengan ketinggian 5 cm.
- Lapisan keempat: Pupuk kandang dengan ketinggian 5 cm.
- Lapisan kelima: Lumpur sawah kembali dengan ketinggian 5 cm.
- Lapisan keenam: Cincangan batang pisang dengan ketinggian 10 cm.
- Lapisan ketujuh: Lumpur sawah dengan ketinggian 15 cm.
- Penambahan Air Kolam Terpal
- Kualitas Air Kolam Terpal
Selain itu, sirkulasi air juga harus diperhatikan meski debitnya sangat kecil namun setidaknya harus ada yang masuk dan keluar. Aliran air ini akan menambah kadar oksigen sehingga pertumbuhan belut semakin pesat dan tidak perlu repot untuk mengganti air.
- Persiapan Bibit Belut
- Ciri Bibit Belut Berkualitas
- Pastikan belut tidak memiliki luka akibat setrum, pukulan benda keras atau karena pengangkutan yang bisa dilihat dengan ciri bintik putih seperti garis pada tubuh dan akan berubah menjadi merah serta dubur yang juga berwarna merah.
- Pastikan bibit lincah dan agresif yang terlihat dari seringnya mendongakan kepala keatas. Jika tubuh belut sudah terbalik sebaiknya segera diangkat karena tidak sehat dan akan segera mati. Belut lincah dan agresif akan tenang namun gesit, sering mengambil oksigen keatas dan secara cepat kembali ke bawah.
- Pilih belut yang meronta saat dipegang dan hindari belut yang hanya diam dan lemas saat dipegang.
- Penebaran Bibit Belut
Untuk penebaran benih sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pagi sebelum jam 9 sebab intensitas matahari sedikit atau sudah berkurang. Namun sebagian peternak profesional bisa menebar benih di siang hari sesudah sebelumnya diistirahatkan selama 30 menit dan diberikan air larutan gula. Untuk media yang sudah diisi dengan belut tidak boleh diaduk karena bisa membuat belut stres kemudian mati yang ditandai dengan belut keluar dari media lumpur dan merayap di permukaan pada pagi hari. Kematian pada belut ini juga bisa disebabkan karena stres, luka atau racun.
- Karantina Belut
- Pemberian Pakan Belut
Untuk pemberian pakan harus selalu ditingkatkan mulai dari 5 sampai 20 persen yang diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali sehari, pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada dua waktu ini memang yang terbaik karena bisa memberikan rasa nyaman pada belut dan akan berpengaruh dengan nafsu makan belut. Untuk beberapa cara pemberian pakan belut selengkapnya bisa dilihat berikut ini.
- Beberapa hari sebelum benih ditebar, maka pada kolam terpal dimasukkan pakan alami seperti keong, bekicot, yuyu dan hewan lain dengan cara direbus lebih dulu agar bisa terurai dan bercampur.
- Untuk pakan hidup bisa diberikan ikan kecil atau kecebong namun pastikan air dalam kolam terpal tidak terlalu tinggi sebab akan menyulitkan belut untuk menangkap pakan hidup.
- Pakan lain yang bisa diberikan adalah cacing hidup yang juga disukai belut.
- Kebiasaan Makan Belut
- Pembuatan Pakan Pasta
- Siapkan 750 gram campuran daging bekicot, keong dan ikan ikan kecil.
- Siapkan juga pelet ikan sebanyak 200 gram.
- Tepung tapioka sebanyak 1 sendok makan untuk setiap 1 kilogram pasta yang akan dibuat.
- Giling semua bahan daging hingga halus dan lunakan pelet ikan dengan cara dibasahi memakai air.
- Campur semua bahan dan aduk hingga rata.
- Giling kembali semua campuran bahan supaya lebih tercampur rata dan halus.
- Bentuk adonan seperti adonan cireng dan letakkan pada tempat pakan yang terbuat dari jaring atau rafia.
- Letakkan wadah tersebut pada aliran atau kemalir dalam kolam terpal pemeliharaan belut.
- Pasta ini tidak boleh disimpan dan hanya bertahan maksimal 12 jam penyimpanan dalam lemari es.
- Hama dan Penyakit Belut
- Panen Belut
- Cara Meminimalisir Kanibalisme
Demikian penjelasan terkait apa saja cara ternak belut di kolam terpal yang bisa diterapkan apabila ingin berternak belut.
Sumber ArenaHewan.com